Kamis, 28 Mei 2015

Mitos dan Khurafat Dalam Pandangan Islam

Islam adalah agama yang mengagungkan kebenaran. Tolok ukur kebenaran dalam Islam bersumber dari wahyu Allah Ta’ala, baik dalam al-Qur’an maupun al-Sunnah. Islam juga mengagungkan ilmu dan mengharamkan berkata tanpa dasar ilmu yang benar.
Allah Ta’ala berfirman:
﴿ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
“Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. al-Baqarah: 147)
Di antara cara berfikir yang menyimpang dari kebenaran adalah percaya kepada khurafat dan mitos. Yang dimaksud dengan mitos adalah cerita-cerita bohong tentang suatu hal seperti asal usul tempat, alam, manusia dan sebagainya yang mengandung arti mendalam dan diungkapkan dengan cara gaib. Sedangkan definisi khurafat adalah ajaran atau keyakinan yang tidak mempunyai landasan kebenaran, disebut pula takhayul.
Percaya dan bersandar pada khurafat dan mitos (cerita-cerita bohong) adalah salah satu cara berfikir dan berdalil orang-orang musryik. Mereka tidak menggunakan akal dan hati mereka untuk mencari dan mengamalkan kebenaran. Dan itu merupakan sebab mereka dimasukan ke dalam Neraka.
Allah Ta’ala berfirman:
﴿ وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni Neraka yang menyala-nyala." (QS, al-Mulk: 10)
Khurafat dan mitos merupakan salah satu sebab disembahnya patung-patung, bebatuan, benda-benda yang dianggap keramat dan sesembahan lainnya selain Allah Ta’ala. Di Indonesia khususnya, banyak khurafat dan mitos yang hingga saat ini dipercaya sebagai sebuah kebenaran secara turun-temurun. Bahkan, bukan hanya dipercaya tapi kepercayaan itu direalisasaikan dalam bentuk ritual-ritual tertentu yang mengandung unsur kesyirikan.
Salah satu contoh mitos yang hingga saat ini masih diyakini adalah mitos tentang Candi Prambanan, asal usul gunung Tangkuban Perahu, asal usul Danau Toba dan beberapa tempat lainnya. Berkaitan dengan mitos candi prambanan, diyakini bahwa candi ini dibuat Bondowoso sebagai syarat untuk menikahi Roro Jonggrang yang meminta seribu candi dalam semalam. Kemudian Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi candi pelengkap keseribu karena menghianti janji. Muncul khurafat dan mitos bahwa pasangan yang datang ke tempat tersebut secara bersama akan terputus hubungannya. Tempat lain yang memiliki khurafat putus hubungan semisalnya adalah kebun raya Bogor, Baturaden di kabupaten Banyumas, dan air terjun Coban Rondo di Malang.
Adapun contoh khurafat lainnya terkait dengan jodoh adalah jangan makan depan pintu nanti jodohnya jauh, jangan makan di tempat tidur nanti jodohnya pemalas, jangan makan menggunakan dua piring nanti istrinya dua, dan jangan nyapu setengah-tengah nanti jodohnya jelek.
Di Indonesia juga memiliki banyak khurafat dan mitos hantu. Banyak nama-nama hantu yang dipercaya sampai saat ini yang masih dipercaya adalah hantu kuntilanak, sundel bolong, tuyul, pocong, genderuwo, wewe gombel dan nama hantu lainnya. Contoh mitos hantu-hantu tersebut adalah tuyul yaitu dipercaya sebagai makhluk halus yang digambarkan berwujud anak kecil dengan kepala gundul dan berjiwa kerdil, tuyul dapat diperkerjakan dengan pekerjaan tertentu dan biasanya untuk mencuri uang. Untuk menangkal tuyul, orang memasang yuyu di sejumlah sudut rumah karena tuyul dipercaya menyukai yuyu sehingga ia lupa akan tugas yang dibebankan pemiliknya.
Khufarat dan mitos lain adalah terkait dengan binatang yang dipercaya memiliki kaitan dengan mistis yaitu kucing hitam, burung hantu, anjing hitam, ayam hitam, dan hewan lainnya. Contoh yang terkait dengan kucing hitam, yaitu dipercaya memiliki mistis, dan ada juga yang percaya bahwa keberadaan kucing hitam menunjukan adanya penampakan hantu atau sekedar lewat, juga dipercaya keberadaannya menandakan malapetaka. Sedangkan mitos burung hantu adalah dipercaya sebagai sahabat setan, suaranya dimaknai sebagai tanda datangnya kematian serta berbagai malapetaka lainnya.
Contoh khurafat dan mitos lain adalah terkait tempat-tempat yang dianggap keramat adalah Lawang Sewu Semarang, Alas Purwo, Gunung Merapi dan Alas Roban serta tempat lainnya. Tempat-tempat tersebut dipercaya memiliki keramat dan keangkeran. Sebagai contoh, misalnya pantai selatan yang dianggap angker dan dipercaya banyak dihuni bangsa jin yang dipimpin oleh Ratu Kidul, sehingga ungkapan rasa syukur dan memohon perlindungan dilakukan dengan cara nadranan semacam ruwayatan, mengirim sesajen, sembelihan lalu dikirim ke laut.
Itulah beberapa contoh mitos-mitos yang tersebar di masyarakat. Dan masih banyak mitos lainnya yang sampai saat ini masih diyakini oleh masyarakat yang jahil akan akidah Islam.
Keyakinan pada khurafat dan mitos ini pada hakehatnya adalah pemikiran masyarakat musyrik jahiliyyah. Meraka bersandar kepada khurafat dan mitos sehingga akal sehat mereka rusak dan begitupula teori keilmuan mereka. Sehingga akidah dan muamalah mereka sesat dan menyesatkan karena tidak berlandaskan pada wahyu Allah Ta’ala melainkan pada khurafat dan mitos yaitu cerita-cerita bohong.
Secara umum, penyimpangan utama khurafat dan mitos terletak pada penisbatan terjadinya sesuatu di antaranya musibah, kemudahatan dan kemanfaatan kepada selain Allah Ta’ala, baik tempat, benda, binatang, manusia, bangsa jin dan lain-lain. Anggapan tersebut bertentangan dengan prinsip dasar Islam, bahwa Allah-lah yang Maha Kuasa dalam menimpakan kemudarahatan dan memberikan kemanfaatan kepada makhluk-makhluk-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:
﴿ مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada diri kalian melainkan telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS. al-Hadid: 22)
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. al-Thagabun: 11)
Selain menyelisihi penisbatan kejadian alam semesta kepada selain Allah Ta’ala. Kepercayaan terhadap khurafat dan mitos yang direalisasikan dalam bentuk ritual tertentu baik sesajen, ruwatan, dan yang lainnya untuk memohon kebaikan dan meminta perlindungan telah menyimpang dari prinsip dasar Islam yang mengajarkan tauhid yaitu berdo’a, memohon kebaikan dan berlindung dari keburukan hanya kepada Allah Ta’ala semata. Karena hanya Dia-lah yang mampu mendatangkan manfaat dan mudharat.
Allah Ta’ala berfirman:
﴿ وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ  
Dan janganlah kamu beribadah kepada yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi mudharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat yang demikian, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim. (QS. Yunus: 106)
“Orang-orang yang kalian seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.(QS. Fatir ayat 13)
Penyelisihan lain dari kepercayaan terhadap khurafat dan mitos adalah keyakinan tanpa dasar ilmu. Padahal Islam adalah agama ilmu. Allah Ta’ala menurunkan al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai sumber utama ilmu dalam meniti kehidupan ini dan sebagai hidayah bagi manusia.
Allah Ta’ala berfirman:
﴿ وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(QS. al-Isra: 36)
Justru sebaliknya, orang-orang musyrik yang percaya kepada khurafat dan mitos menuduh wahyu Allah Ta’ala sebagi mitos (cerita-cerita dusta) belaka. Inilah salah satu sebab kekufuran mereka.
Allah Ta’ala berfirman:
﴿ إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ
Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata, “Ini adalah dongeng orang-orang dahulu kala." (QS. al-Qalam: 15 dan al-Muthafifin: 13)
Lebih spesifik lagi, penyimpangan mitos dan khurafat banyak terkait dengan tauhid rububiyyah dan uluhiyyah. Dalam tauhid rububiyyah, ummat Islam harus meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya Rabbul ‘Alamin, Pencipta, Penguasa dan Pengatur alam semesta. Karena Allah Ta’ala sebagai Rabb alam semesta maka peribadatan harus diperuntukan hanya kepada-Nya semata seperti berdo’a, meminta pertolongan, meminta perlindungan, takut, harap dan lain-lain dan inilah yang disebut dengan tauhid uluhiyyah.
Allah Ta’ala berfirman:
﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai manusia, beribadahlah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 21)
Ayat yang mulia ini menjelaskan bahwa manusia diperintahkan untuk memurnikan peribadatan kepada Allah Ta’ala karena Dia satu-satunya Rabb yaitu Pencipta manusia seluruhnya. Jadi pengakuan rububiyah Allah Ta’ala mewajibkan pengamalan tauhid uluhiyyah.
Dengan demikian, dapatlah kita pahami bahwa khurafat dan mitos banyak menyimpang dari prinsip-prinsip dasar Islam. Maka hukum percaya kepada khurafat dan mitos adalah syirik. Adapun klasisikasi syirik besar atau syirik kecil tergantung pada jenis khurafat dan mitos serta pengamalan dari kepercayaan tersebut.
Salah satu contoh khurafat yang dikategorikan syirik kecil adalah anggapan duduk di atas bantal menjadi sebab seseorang bisulan di pantatnya. Adapun contoh khurafat dan mitos yang dikategorikan syirik besar seperti keyakinan akan keberadaan Nyi Rodo Kidul sebagai penguasa pantai selatan. Terlebih jika keyakinan ini mengantarkannya melakukan ritual nadranan (ruwatan) meminta manfaat dan tolak bala kepada Nyi Roro Kidul, maka jelas ini adalah kesyirikan besar yang menyebabkan pelakunya keluar dari Islam.
Banyak dampak yang ditimbulkan dari kepercayaan kepada khurafat dan mitos, di antaranyamendatangi tukang sihir dan dukun, pengagungan terhadap jin dan setan serta terpengaruh ramalan-ramalan buruk. Dasar penyimpangan khurafat dan mitos ini adalah penyelisihan terhadap ajaran tauhid, memalingan hak rububiyyah dan uluhiyyah kepada selain Allah Ta’ala.

Disusun oleh: Abu Mujahidah al-Ghifari, Lc., M.E.I.


www.abumujahidah.blogspot.com
www.mimbarhadits.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar